Rabu, 17 Oktober 2012

Tentang HIV AIDS

pemicu ; 
aids adalah wujud terparah atas disebabkan infeksi hiv. hiv yaitu retrovirus yang umumnya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, layaknya sel t cd4+ ( sejenis sel t ), makrofaga, serta sel dendritik. hiv mengakibatkan kerusakan sel t cd4+ dengan segera serta tidak segera, walau sebenarnya sel t cd4+ diperlukan supaya sistem kekebalan tubuh bisa berperan baik. apabila hiv sudah membunuh sel t cd4+ sampai jumlahnya berkurang sampai kurang dari 200 per mikroliter darah, maka kekebalan di tingkat sel dapat hilang, serta mengakibatkan adalah keadaan yang dimaksud aids. infeksi akut hiv dapat berlanjut jadi infeksi laten klinis, lantas timbul tanda-tanda infeksi hiv awal, serta selanjutnya aids ; yang diidentifikasi memeriksa jumlah sel t cd4+ didalam darah dan ada infeksi spesifik. 

tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perubahan infeksi hiv jadi aids adalah sembilan hingga sepuluh th., serta rata-rata waktu hidup sesudah alami aids cuma lebih kurang 9, 2 bln.. tetapi demikianlah, laju perubahan penyakit ini pada tiap-tiap orang amat beragam, yakni dari dua minggu hingga 20 th.. banyak factor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah kemampuan tubuh untuk bertahan melawan hiv ( layaknya manfaat kekebalan tubuh ) dari orang yang terinfeksi. orang tua biasanya mempunyai kekebalan yang lebih lemah dari pada orang yang lebih muda, hingga lebih berisiko alami perubahan penyakit yang cepat. akses yang kurang pada perawatan kesehatan serta ada infeksi yang lain layaknya tuberkulosis, juga bisa mempercepat perubahan penyakit ini. warisan genetik orang yang terinfeksi juga memainkan peran mutlak. sebanyak orang kebal dengan alami pada sebagian varian hiv. hiv mempunyai sebagian variasi genetik serta beragam wujud yang tidak sama, yang dapat mengakibatkan laju perubahan penyakit klinis yang berlainan juga. terapi antiretrovirus yang amat aktif akan memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya aids, dan rata-rata waktu kekuatan pasien bertahan hidup. 

penularan seksual 
penularan ( transmisi ) hiv dengan seksual berlangsung saat ada kontak pada sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. jalinan seksual reseptif tanpa pelindung lebih berisiko dari pada jalinan seksual insertif tanpa pelindung, serta risiko jalinan seks anal semakin besar dari pada risiko jalinan seks biasa serta seks oral. seks oral tidak bermakna tidak berisiko dikarenakan hiv bisa masuk melewati seks oral reseptif ataupun insertif. kekerasan seksual dengan umum menambah risiko penularan hiv dikarenakan pelindung biasanya tidak dipakai serta kerap berlangsung trauma fisik pada rongga vagina yang meringankan transmisi hiv.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar